Kamis, 22 September 2011

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Diare

0 komentar
Asuhan Keperawatan Diare

I.       KONSEP DASAR

A.    Pengertian
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau cair (Hipocrates)
Diare adalah buang air besar yang tida nomral dan cair, dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Neonatoes > 4 kali dan bayi-anak > 3 kali dalam sehari) (Lab IKA FKUI, 1988).
 B. Epidemiologi
            Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak. Penularan melalui fecal-oral (Lab IKA FKUI, 1988)

 C.     Etiologi
Penyebab diare (Lab IKA FKUA, 1984)
1.      Infeksi
a.       Infeksi enteral :
 Bakteri      : Vibrio, entamoeba coli, salmonella, shigela
 Virus         : enterovorus, adenovirus, rotavirus, asatrovirus
 Parasit       : cacing, protozoa, jamur
b.      Infeksi parenteral
                        Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan ( ISPA, saluran kemih dan OMA)
2.   Malabsorbsi
a.       Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)
b.      Malabsorbsi protein
c.       Malabsorbsi lemak
3.      Faktor makanann
4.   Faktor psikologis

 D. Patofisiologi

 E. Derajat Dehidrasi (Lab IKA FKUI, 1988)
  1. Kehilangan berat badan
a.       2,5 % tidak ada dehidrasi
b.      2,5-5% Dehidrasi ringan
c.       5-10 % dehidrasi sedang
d.      > 10% dehidras berat
  1. Skor Maurice King

Bagian Tubuh
N I L A I
Yang Diperiksa
0
1
2
Keadaan Umum

Turgor
Mata
UUB
Mulut
Denyut Nadi
Sehat

Normal
Nomral
Normal
Normal
Kuat
< 120
Gelisah cengeng, apatis, ngantuk
Sedikit, kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang
(120-140)
Mengigau, koma/syok

Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering, sianosis
Lemah
> 140

KETERANGAN :
Skor :
-          0-2 dehidrasi ringan
-          3-6 dehidrasi sedang
-          7-12 Dehidrasi berat
Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup
Untu k kekenyalan kulit :
-   1 detik         : dehidrasi ringan
-   1-2 detik     : dehidrasi sedang
-   > 2 detik     : dehidrasi berat


II.                PENGKAJIAN
A.    Identitas
Diare akut lebih sering terjadi pad a bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4 kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang) ( Lab. FKUI, 1988).

B.     Keluhan utama
Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumahsakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya (LAN IKA, FKUA, 1984)

C.     Riwayat Penyakit Sekarang
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat disebabkan olehkarena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena  infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari (Lab IKA FKUA, 1984)

D.    Riwayat Penyakti sebelumnya
Infeksi parenteralseperti ISPA, Infeksi Saluran kemih, OMA (Otitis Media Acut) merupakan faktor predisposisi terjadinya diare (Lab IKA FKUA, 1984)

E.     Riwayat Prenatal, Natal dan Postnatal
1.      Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
2.      Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat mempengaruhi fungsi dan maturitas organ vital .
3.      Post Natal
Apgas skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.

F.  Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap individu mempunyai ciri-ciri  struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo, 1995)

G . Riwayat Kesehatan Keluarga
1.      Penyakit
Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang berhubungan dengan distribusi penularan.
2.      Lingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuma penyebab diare.
3.      Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang higienis dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.
4.      Persepsi keluarga
Kondisi emah dan mencret yang berlebihan perlu suatukeputusan untuk penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota keluagra (orang tua).

H.  Pola Fungsi kesehatan
1.      Pola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan cair.
2.      Pola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.
3.      Pola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuha istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.
4.      Pola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

I.  Pemeriksaan Fisik  (Robert Priharjo, 1995).

1. Sistem Neurologi,
Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang.
Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. Keadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi, adakah parese, anestesia,
Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.
2.      Sistem Penginderaan
Subyektif, klien merasa haus, mata berkungang-kunang,
Inspeksi :
Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi  ubun-ubun besar tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga,  adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)
Palpasi,
Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun. Mata, tekanan bola mata dapat menurun, Telinga, nyeri takan, mastoiditis.

3.      Sistem Integumen
Subyektif, kulit kering
Inspeksi ,  kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering
Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik = dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA FKUI, 1988).

4.      Sistem Kardiovaskuler
Subyektif,   badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi,  pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat karena casodilatasi pemuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare acut masih dalam batas nomral (batas kir umunya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada spasium interkostalis ke 4,5 dan 8. 
Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.

5.      Sistem Pernafasan
Subyektif, sesak atau tidak
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.

6.      Sistem Pencernaan
Subyektif, Kelaparan, haus
Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.
Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.
Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani.
Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba.

7.      Sistem Perkemihan
Subyektif,  kencing sedikit lain dari biasanya
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio minor, pemebsaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau sesuai ketentuan.
Palpasi, adakah pemebsaran scrotum,infeksi testis atau femosis.

8.      Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas  menurun
Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.


J.  Pemeriksaan Penunjang
1.      Laboratorium (Lab IKA FKUI, 1988)
a.       Faeces lengkap
Ø  Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli)
Ø  PH dankadar gula
Ø  Biakan dan uji resistensi
b.      Pemeriksaan Asam Basa
Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
c.       Pemeriksaan kada ureum kreatinin
Untuk mengetahui faali ginjal
d.      Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)
Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna kesadaran dan kejang.
e.       Pemeriksaan intubasi duedenum
Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif.

2.      Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.

K. Penatalaksanaan (Lab IKA FKUI, 1988 dan FKUA, 1984)
1.      Rehidrasi
a.       Jenis cairan
-          cara rehidrasi oral :
·         Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit,pedyalit setiap kali diare.
·         Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin
-          cairan parenteral :
·         usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%.
·         Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS
·         Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS
·         Usia > 3 tahun D51/2NS
·         HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan.
b.      Jalan pemberian
-          Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran baik)
-          Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak tidakmau makan dankesadaran menurun).
-          IV line bila dehidrasi berat

c.       Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan tergantung pada :
-          Defisit (derajat dehidrasi)
-          Kehilangan sesaat (concurent loss)
-          Rumatan (maintenance)

d.      Jadual/kecepatan
Jadua atau kecepatan pemeberian cairan tergantung pada tingkat dehidrasi dan umur. Untuk defisit diberikan 3 jampertama dan dilanjutkan maintenance.

2.  Obat-oabatan
a.       Obat anti sekresi
-          Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg
-          Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg BB/hr
b.      Obat antispasmotilitik
Papaverin, opium. loperamid
c.       Antibiotik
-          Penyebab jelas
-          Ada penyakit penyerta

3. Dietetik
a.       Anak < 1 tahu atau > 1 tahun denga BB < 7 kg
-          Susu ASI/ susu formula dengan laktosa rendah
-          Makanan setengah padat (bubur susu), makana padat

b.      Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg
Makanan padat/ maknan cair/susu
c.  Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat diberikan elemental/semi elemental  formula.

4.  Supporatif
a. Vitamin A 200.000 iu Im          usia < 1 tahun
b. Vitamin A 100.000 iuIM          usia 1-5 tahun
c. Vitamin A 5000 iu                    usia > 5 tahun
d. Vitamin A 2.500 iu po              usia < 1 tahun
e. Vitamin A 5.000 iu po              usia > 1 tahun
f.       B kompleks, vit C


L. Analisa Data

NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1


















2


















3


Data Subyektif : 
Berak cair lebih dari 3 kali
Data Obyektif : 
-    Keadaan umum lemah 
- Pemeriksaan fisik metoeismus (-), distensi (-), Bising usus meningkat.
-  Bab (Konsistensi cair, warna kuning, bau (-), frekuensi pada apada bayi > 3 kali/hari, neonatus > 4 kali sehari.
-   Tanda-tanda dehidrasi :
o Turgor kulit menurun, Ubun-ubun besar cekung, mukosa mulut kering
o Berat badan menurun, mata cowong, denyut nadi lebih dari 120 kali/menit
Hasil pemeriksaan laboratorium (serum elektrolit  :
o Kadar Natrium < 135 meq
o Kadar Kalium < 3,5 meq

Data Subyektif :
Berak cair lebih dari 3 kali sehari
- Klien tidak mau makan, mual, muntak, nafsu makan menurun
Data Obyektif :
Keadaan umum lemah
Anak gelisah dan rewel
Bab cair untuk anak lebih dari 4 kali sehari dan neonatus lebih dari 3 kali sehari
- Mual, muntah, asupan makanan menurun
- Pemeriksaan fisik metoeismus (-), distensi (-), Bising usus meningkat.





Data Subyektif :
Bab lebih dari 3 kali sehari
- Anak mengais terus dan rewel
- Sering Bab dan diganti pakaian bawahnya
Data obyektif :
- Bab lebih dari 3 kali sehari
- Area perianal basah oelh cairan Bab dan kencing
Anak sering menangsi dan rewel
Posisi tidur klien terlentang

Diare





gangguan sirkulasi




tekanan koloid osmotik menurun, tekanan hisrostatik meningkat


volume plasma menurun
imballance cairan dan elektrolit





Intake menurun
faktor penyeba  diare lainnya

Proses absorbsi zat-zat makanan menurun

nutrisi sel menurun dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit




keadaan umum lemah




aktivitas menurun


Frekuensi Bab lebih dari 3 kali sehari




Peningkatan keasaman dan kelembaban pada area perianal dan sekitarnya




penekanan lama pada area
perianal (avaskularisasi)




iritasi kulit area anus




disintegrasi kulit
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit














Pemenuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh














Risiko injury kulit area perianal



III.       Diagnosa Keperawatan

A.    Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
B.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adeguatnya intake dan diare
C.     Risiko injury kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare.

IV.       Nursing Care Planning

A.    Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal.
Kriteria :
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.
-  Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari
-  Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.
-  BGA dalam batas normal
1.      Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
R/ Penuruna volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.
2.      Pantau intake dan out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
3.      Timbang BB setiap hari.
R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
4.      Penatalaksanaan rehidrasi :
a.       Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangi distensi.
b.      Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta).
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.
5.      Kolaborasi :
a.       Pemeriksaan serum elektrolit(Na, K dan Ca serta BUN)
R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).
b.      Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
B.           Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adeguatnya intake dan diare
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
- Nafsu makan baik
- BB ideal sesuai denga numur dan kondisi tubuh
- Hasil pemeriksaan laborat  protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)
1.      Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)
R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.
2.      Timbang BB setiap hari
R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin.
3.      Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.
R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.
4.      Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.
R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya.
5.      Kolaborasi :
a.       Dietetik
-          anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa), makan setengah padat/makanan padat.
R/ Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi laktose.
-          Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.

b.      Rehidrasi parenteral (IV line)
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.
c.       Supporatif (pemberian vitamin A)
R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama pada bayi untuk proses pertumbuhan.

C.           Risiko injury kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare
Tujuan : Injury kulit tidak terjadi
Kriteria :
Integritas kulit utuh
Iritasi tidak terjadi
Kulittidak hiperemia,atau iscemia
Kebersihan peranal terjaga dan tetap bersih
- Keluarga dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatan perianal dengan baik dan benar
1.      Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur .
R/ Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adeguat melalui metode diskusi dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran partisipasi dalam peningkatan kesehatan.
2.      Libatkan dan demonstrasikan cara perawatan perianal bila basah akibat diare atau kencing dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian bawah. serta alasnya.
R/ Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatan dan pencegahan untuk mencegah terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan.
3.      Menganjurkan keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.
R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan faktor pencetus timbulnya iritasi. Untuk itu pengertian akan mendorong keluarga untuk mengatasi masalah tersebut.
4.      Lindungi area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.
R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan dan pemberian lotion dari iritasi.
5.      Atur posisi klien selang 2-3 jam.
R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada proses vaskularisasi lancar dan mengurangi penekanan yang lama, sehingga mencegah ischemia dan iritasi.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN DIARE

I.       Pengkajian
A.    Identitas
Nama klien                              : An. D
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Umur                                       : 2 tahun

Nama orang tua          
Ayah/umur                              : Tn S/ 27 tahun
Ibu/umur                                 : Ny. T/25 tahun
Pekerjaan                                 : Sopir
Pendidikan                              : SMP
Alamat                                    :

No. Regester                           : 11054875
Diagnosa Medis                      : GE + Dehidrasi Sedang
Sumber informasi                    : Ibu klien
MRS                                        : 13 Juni 2011 jam 01.00 WIB
Tanggal pengkajian                 : 13 Juni 2011 jam 08.00 WIB

B.     Keluhan utama
Mencret lebih dari 5 kali dalam sehari

C.     Riwayat penyakti sekarang
2 hari sebelum masuh rumah sakit klien kejang 2 kali  yang didahului dengan panas atau demam, lama kejang kurang lebih 10 menit. Selaian itu klien juga mencret lebih dari 5 kali dalam sehari kurang lebih banyak seperempat – setengah gelas, terdapat ampas, tidak berlendir dan tidak berdarah. Nafsu makan menurun, mual (-), muntah (-), makan dan minum kurang. Sebelumnya klien dibawa ke rumah sakit tambak rejo dan mendapat pelayanan tindakan pemebraian cairan (infus) dan pengobatan kemudian  selang 1 jam dikirim ke RSUD Dr Soetomo di IRD untuk observasi kejang. Selama di IRD klien kejang 4 kali mulai jam 01.00 s/d 04.00 WIB. Kondisi  klien tampak lebih baik kemudia dikirim ke ruang menular anak. Mulai jam 07.00-10.00 WIB klien mencret 5 kali sehari dengan konsistensi lember, cair, warna kuning tidak disertai lendir atau darah. Klien sedang diinfus HSD dengan kebutuhan    500 cc/3 jam dilanjutkan dengan maintenance 1000 cc/24 jam                                                                                                                                                                        

D.    Riwayat penyakit sebelumnya
Klien pernah dirawat di rumah sakit Blitar karena mengalami panas yang tinggi dan disertai dengan kejang.

E.     Riwayat prenatal, natal dan postnatal
1.      Prenatal
Kesehatan waktu ibu hami baik, perawatan ante natal care ke bidan terdekat mendapat suntikan TT 2 kali dan obat-obatan sehat yang diminum sesuai dengan anjuran. Selama hamil belum pernah meminum jamu-jamuan. Ibu klien tidak menderita penyakit selama hamil .
2.      Natal
Umur kehamilan saat melahirkan kklien umur 9 bulan lebih 7 hari dengan BB 3000 gr, panjang badan lahir tak terkaji. Persalinan spontan B, obat-obatan saat lahir berupa obat sehat, tindakan resusitasi (-), pernafasan spontan dan menangis.
3.      Postnatal
Apgar scor 8-9, warna kulit merah, sianosis (-), pucat (-), kejang (-), menangis (+), gangguan minum (-).

F.      Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan klien dalam batas nomral sesuai dengan kelompok usia sebayanya. Mengangkat kepala umur 2 bulan, telengkup 4 bulan, duduk sendiri 8 bulan, merangkak 9 bulan, berjalan 15 bulan dan berbicara 19 bulan, ngompol (+). Riwayat imunisasi lengkap.

G.    Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita diare. Lingkungan rumah dan komunitas tinggal di rumah yang padat dengan kebersihan lingkungan yang cukup. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan anaknya sering bermain di luar rumah tanpa alas kaki, bermain di tanah. Persepsi keluarga dalam keadaan klien yang lemah dan tidak mau makan dan minum akhirnya di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, pemeriksaan dan pengobatan supaya sembuh atau pulih kembali.

H.    Pola fungsi kesehatan

1.      Pola nutrisi, Sejak sakit panas disertai kejang dan diare, nafsu makan menurun, makan dan minum kurang dari biasanya, mual dan muntah (-). Biasanya klien mendapatkan makanan bubur kasar/nasi tim, sayur-sayuran dan mendapatkan susu SGM 3, frekuensi makan 3 kali sehari.
2.      Pola eliminasi, BAB mulai jam 02.00-09.00 sebanyak 7 kali , warna kuning, campur coklat (cair dan lembek), lendir (-). BAK spontan lancar, dengan out put tak terkaji (ngompol)tetapi lebioh sedikit dari biasanya.
3.      Pola istirahat, klien cengeng dan rewel, istirahat kurang dari kebutuhan karena mules dan diarenya. Tetapi kadang-kadang klien masih bisa istirahat kurang lebih 15-30 menit.
4.      Pola aktivitas, klien agak aktif dalam aktivitas, berbaring di tempat tidur, mirng kanan dan kiri, tangan kiri di pasang infus. Semua kebutuhan klien dapat dipenuhi dengan ketergantungan sekunder dari keluargaatau perawat.

I.       Pemeriksaan fisik
1.      Sistem neurologi
Subyektif ,  klien sering menangis
Inspeksi ; Kesadaran komposmentis, keadaan sakit sedang.
Palpasi ; tidak didapatkan tanda-tanda parestesia.
Perkusi ; refleks fisiologis nomral, refleks patologis (-).
2.      Sistem penginderaan
Subyektif, klien merasa haus
Inspeksi;
Kepala ; bentuk kepala oval, distribusi rambut merata dan lebat, tak ada kelainan, ubun-ubun sudah menutup. Mata ; agak cowong, mata bengkak minimal karena sering menangis, refleks cahaya baik, air mata (+).
Hidung; pernafasan cuping hidung (-)
Telinga, anatomi dan fungsional dalam batas nomrmal.
Palpasi;
kluit agak kering.
3.      Sistem integumen
Subyektif; Kulit agak kering, kadang-kadang berkeringat
Inspeksi ; kadang-kadang berkeringat, sekresi ludah menurun, sub mokosa agak kering.
Palpasi ; kulit kering kdang berkeringat, turgor kulit cukup (elastisitas), kulit panas, akral hangat.
4.      Sistem kardiovaskuler
Subyektif : panas badan
Inspeksi ; tidak ada kelainan
Palpasi ; suhu tubuh 38,6 C, nadi 120 j kali /menit, reguler.
Auskultasi ; HR 120 kali/menit, S1 dan S2 normal.
Perkusi ;  redup
5.      Sistem pernafasan
Subyektif : sesak (-)
Inspeksi ; bentuk simetris, retraksi (-), RR 32 kali/menit, irama reguler, laringitis  (-)
Palapsi ; tidak didapatkan massa.
Auskulatasi; suara nafas vesikuler, tidak didapatkan ronchi atau wheezing.
6.      Sistem pencernaan
Subyektif; klien merasa haus, nafsu makan menurun, makan dan minum berkurang
Inspeksi ; BAB konsistensi lember, cair mulai jam 07-09.00 5 kali sebanyak kurang lebih seperempat gelas warna kuning campur coklat, lendir (-), darah (+-), tenggorokan; tonsil hiperemia (-), farinitis (-)
Auskultasi ; bising usus meningkat,
Perkusi; suara tymphani, meteorismus (-), distensi (-)
Palpasi ; supel, superfisial pembuluh darah (-), hepar/lien tak teraba
7.      Sistem perkemihan
Subyektif ; kencing lebih sedikit dari biasanya
Inspeksi ; testis (-)
Palpasi ; tidak ada infeksi.
8.      Sistem muskuloskletal
Subyektif ; pergerakan klien cukup kuat, klien minta digendong
Inspeksi ; klien tampak tidur terlentang, kadang bergerak ke kanan dan kekiri, kebutuhan sehari-hari dibantu
palapasi : hipotoni (+-) kekuatan otot baik rata-rata 5, kulit agak kering, BB 10 kg, panjang badan 86 cm, lingkar kepala 47 cm, lingkar dada 55 cm dan lingkar lengan atas 15 cm.


J.       Pemeriksaan penunjang
1.      Laboratorium
Tanggal 12 juni 2001
a.       Darah lengkap
Hb                   : 11,6 gr %                   ( 13,4-17 gr%)
Leukosit          : 14,2 x 10 9 /L                  (4,3-10,3 x 10 9 /L)
Trombosit        : 273 x 10 9  /L            (150-350)
PCV                : 0,34                           (0,40-0,47)
GDA               : 122 mg/dl      (< 200 mg/dl)
b.      Urine lengkap :
Albumin          : -
Reduksi           : -
Bilirubin          : -
Urobilirubin     : -
Sedimen          :
erytrosit     : -
leukosit      : + (0-1)
-  epitel         : + (0-1)
Kristal       : -
-  Silinder      : -
c.       Faeces lengkap
Makroskopis    : cair, kuning, darah (+), lendir (-)
Mikroskopis    :
-  Amoeba     : -
-  Leukosit    : (++) penuh
-  erytrosit     : (+) banyak
-  Cyste         : hystolitica (+)
-  Telur          : -
d.      DL (13 juni 2001) di ruangan
Hb                   : 12,2 gr %
Leukosit          : 6.800
Diff count       : -/-/1/60/27/2

K.    Penatalaksanaan
1.      Observasi intake dan out put
2.      Rehidrasi :
- 3 jam pertama infus HSD 500 cc/3 jam
-   HSD 1000 cc/24 jam maintenace
3.      Upaya dehidrai oral :
-  Setelah rehidrasi dapat dipbetrika pedyalit 10 cc/kg BB/mencret
-  Susu formula dapat diberikan susuai petunjuk LLM
4.      Observasi Tanda-tanda vital
Obsevasi kejang
5.      Pemeriksaan lab lengkap (UL, FL, DL) dan serum elektrolit
6.      Terapi
Ampicilin 3 x 35 mg IV
-  Paracetamol dan luminal 3 x 1 pulv.
-  Vitamin A. 200.000 iu IM


                                                                                                                            















0 komentar:

Posting Komentar