Jumat, 30 September 2011

Osteoarthritis

0 komentar
Osteoarthritis disebut juga penyakit sendi degeneratif atau arthritis hipertrofi. Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Sering kali berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh, dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu:
1.    Usia lebih dari 40 tahun.
2.    Jenis kelamin, wanita lebih sering.
3.    Suku bangsa.
4.    Genetik.
5.    Kegemukan dan penyakit metabolik.
6.    Cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga.
7.    Kelainan pertumbuhan.
8.    Kepadatan tulang, dan lain-lain.

Patofisiologi
Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen) terjadi kerusakan fokal tulang rawan sendi secara progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi serta tepi sendi (osteofit). Osteofit terbentuk sebagai suatu proses perbaikan untuk membentuk kembali persendian, sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif.

Manifestasi Klinis
Gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi tulang.
Tempat predileksi osteoarthritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I, apofiseal tulang belakang, lutut,dan paha. Pada falang distal timbul nodus Heberden dan pada sendi interfalang proksimal timbul nodus Bouchard.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan.

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi, dan cairan sendi umumnya tidak ada kelainan, kecuali osteoarthritis yang disertai peradangan. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sklerosis tepi persendian. Mungkin terjadi deformitas, osteofitosis, atau pembntukan kista juksta artikular. Kadang-kadang tampak gambaran taji (spur formation), liping pada tepi-tepi tulang,dan adanya tulang-tulang yang lepas.
Penatalaksanaan
1.   Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simptomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OANS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis.
a.  Analgesik yang dapat dipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4 g/hari atau propoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namum perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal.
b. Jika tidak berpengaruh, atau jika terdapat tanda peradangan, mak OAINS seperti fenoprofin, piroksikam, ibuprofen, dan sebagainya dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasanya 1/2 - 1/3 dosis penuh untuk arthritis rheumatoid. Karena pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalah gangguan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal.
2.   Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga untuk lordosis lumbal, menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit, dan pemakaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi.
3.    Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan.
4.    Dukungan psikososial.
5.    Persoalan seksual, terutama pada pasien dengan osteoarthritis di tulang belakang.
6.    Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat.
7.  Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata, dengan nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi.

Prognosis
Umumnya baik. Sebagian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obat konservatif. Hanya kasus-kasus berat yang memerlukan operasi.


Daftar Pustaka :
Arif, Mansjoer.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aesculapius. 2000.

0 komentar:

Posting Komentar