Minggu, 23 Oktober 2011

Hepatitis Kronik

0 komentar
Dikatakan hepatitis kronik bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi, selama 6 bulan.
Ada 2 bentuk hepatitis kronik, yaitu:
1.    Hepatitis kronik persisten.
2.    Hepatitis kronik aktif.
Sangat penting untuk membedakan 2 bentuk tersebut sebab yang disebut pertama mempunyai prognosis yang baik dan akan sembuh sempurna. Diagnosis hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan biopsy dan gambaran PA. Hepatitis kronik aktif umumnya berakhir menjadi sirosis hepatis.
Penatalaksanaan
Obat yang dinilai bermanfaat untuk pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat ini adalah suatu protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita akibat rangsangan virus atau akibat induksi beberapa mikroorganisme, asam nukleat, antigen, mitogen, dan polimer sintetik. Interferon mempunyai efek antivirus, imunomodulasi, dan antiproliferatif.

Hepatitis B
Pemberian interferon pada penyakit ini ditujukan untuk menghambat replikasi virus hepatitis B, menghambat nekrosis sel hati oleh karena reaksi radang, dan mencegah transformasi maligna sel-sel hati. Diindikasikan untuk:
·       Pasien dengan HBeAG dan HBV-DNA positif
·       Pasien hepatitis kronik aktif berdasarkan pemeriksaan histopatologi
·   Dapat dipertimbangkan pemberian interferon pada hepatitis fulminan akut meskipun belum banyak dilakukan penelitian pada bidang ini.
Diberikan IFN leukosit pada kasus hepatitis kronik aktif dengan dosis sedang 5-10 MU/m2/hari selama 3-6 bulan. Dapat juga pemberian IFN limfoblastoid 10 MU/m2 3 kali seminggu selama 3 bulan lebih.
Sepertiga pasien hepatitis B kronik memberi respons terhadap terapi interferon, ditandai dengan HBV DNA dan serokonversi HbeAg/ Anti HBe, serokonversi HBsAg/Anti HBs terjadi pada 7% pasien. Terapi ini harus dilakukan minimal selama 3 bulan.

Hepatitis C
Pemberian interferon bertujuan mengurangi gejala, mengusahakan perbaikan parameter kimiawi, mengurangi peradangan dalam jaringan hati, menghambat progresi histopatologi, menurunkan infektivitas, menurunkan risiko terjadinya hepatoma, dan memperbaiki harapan hidup.
Respons tergantung dari lamanya penyakit dan kelainan histology. Dosis standar yang biasa dipakai adalah interferon α dengan dosis 3 x 3 juta unit/minggu selama 6 bulan. Masih belum jelas apakah menambah waktu pengobatan di atas 9 bulan dapat meningkatkan respons dan menurunkan angka kambuh.
Dapat terjadi kekambuhan singkat beberapa bulan setelah obat dihentikan selama kurang dari 3 bulan, kemudian kadar SGPT akan kembali ke normal. Bila berlangsung lebih dari 3 bulan dianggap berkepanjangan dan harus diobati. Biasanya bila pengobatan sebelumnya berhasil, respons pengobatan akan sama baiknya dengan pemberian terapi ulangan dosis semula.

0 komentar:

Posting Komentar